Kelemahan dalam proses analisis volumetri metode titrasi asam basa antara lain yaitu: a. Teori asam basa Arrhenius ini terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat dipastikan pula reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
b. Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
c. Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
d. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Dalam melakukan proses analisis volumetri kan diperlukan indikator sebagai salah satu syarat titrasi. selain indikator asam basa apakah ada potensi potensi lain dari bahan alam yang bisa digunakan untuk menjadi indikator dalam proses titrasi?
Hingga saat ini indikator yang banyak digunakan dalam titrasi asam basa adalah jenis indikator sintetis seperti fenolphtalein (PP),metil merah (MM), metilorange (MO) dan merah fenol (MF). namun indikator sintetis harganya reatif mahal dan juga memiliki dampak yang menyebabkan limbah bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Solusinya yaitu menggunakan bahan alami pengganti indikator sintetis.
Indikator alami merupakan zat warna atau pigmen yang dapat diisolasi dari berbagai tumbuh-tumbuhan, jamur dan alga. Tumbuhan yan gpeling banyak menghasilkan warna adalah bagian bunga. Zat warna pada bunga yang paling dominan digunakan sebagai indikator asam basa adalah antosianin. Antosianin bersifat polar sehingga dapat dilarutkan pada pelarut polar seperti etanol, aseton, dan air. Beberapa ekstrak bunga yang mengandung antosianin diantaranya yaitu, bunga sepatu, bunga Jacaranda,bunga waru dan bunga rosella.
Apa kelemahan dalam proses analisis volumetri metode titrasi asam basa?
BalasHapusKelemahan dalam proses analisis volumetri metode titrasi asam basa antara lain yaitu:
Hapusa. Teori asam basa Arrhenius ini terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat dipastikan pula reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
b. Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa ion seperti kation dan anion.
c. Tidak menjelaskan mengapa beberapa senyawa yang mengandung hidrogen dengan bilangan oksidasi +1 (seperti HCl) larut dalam air untuk membentuk larutan asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
d. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang tidak memiliki OH-, seperti Na2CO3 memiliki karakteristik seperti basa.
Dalam melakukan proses analisis volumetri kan diperlukan indikator sebagai salah satu syarat titrasi. selain indikator asam basa apakah ada potensi potensi lain dari bahan alam yang bisa digunakan untuk menjadi indikator dalam proses titrasi?
BalasHapusHingga saat ini indikator yang banyak digunakan dalam titrasi asam basa adalah jenis indikator sintetis seperti fenolphtalein (PP),metil merah (MM), metilorange (MO) dan merah fenol (MF). namun indikator sintetis harganya reatif mahal dan juga memiliki dampak yang menyebabkan limbah bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Solusinya yaitu menggunakan bahan alami pengganti indikator sintetis.
HapusIndikator alami merupakan zat warna atau pigmen yang dapat diisolasi dari berbagai tumbuh-tumbuhan, jamur dan alga. Tumbuhan yan gpeling banyak menghasilkan warna adalah bagian bunga. Zat warna pada bunga yang paling dominan digunakan sebagai indikator asam basa adalah antosianin. Antosianin bersifat polar sehingga dapat dilarutkan pada pelarut polar seperti etanol, aseton, dan air. Beberapa ekstrak bunga yang mengandung antosianin diantaranya yaitu, bunga sepatu, bunga Jacaranda,bunga waru dan bunga rosella.