Sifat-Sifat Fisikokimia Terkait Parameter Obat

 Kelompok 5 Kelas B:

Link Video: https://youtu.be/iampg_33WII https://studio.youtube.com/video/iampg_33WII/edit

Komentar

  1. Bagaimanakah jadinya, apabila pengaruh kenaikan kelarutan suatu obat di dalam air lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh kenaikan kelarutan obat karena naiknya suhu? apakah berpengaruh terhadap koefisien larutan tersebut, dan jika theofilin tersebut masuk ke dalam tubuh apakah efek dari obat tersebut bisa berubah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. elarutan tersebut bergantung
      pada pelarut yang digunakan serta suhu
      dan tekanan (Lachman, 1986). Kelarutan obat merupakan salah
      satu tahapan penting dalam absorpsi obat
      di dalam saluran pencernaan. Apabila suatu kelarutan obat dalam air sudah bagus maka tidak perlu dilakukan upaya peningkatan kelarutan melalui kenaikan suhu. Namun teofilin ini memiliki sifat sukar larut dalam air, oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan suhu pelarut seperti dengan oktanol. Dengan naiknya suhu kelarutan dalam oktanol yang lebih besar dibanding kenaikan kelarutan dalam air, sehingga akan meningkatkan koefisien partisinya. Apabila Teofilin dapat terlarut dengan optimal maka akan berefek sama yaitu berkhasiat sebagai antispasmolitik atau vasodilator pada asma.

      Hapus
  2. Bagaimana mekanisme kerja nya pelarut oktanol tersebut sehingga dapat meningkatkan kelarutan dari obat teofilin tersebut? kemudian apakah pelarut-nya hanya oktanol saja yang dapat meningkatkan kelarutan dari teofilin tersebut? atau ada pelarut lain yang dapat juga meningkatkan kelarutan dari teofilin? jika ada jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut Fini, et al., (1986) kenaikan kelarutan obat theofilin dalam oktanol lebih besar dibanding kenaikan kelarutan dalam air karena polaritas obat-obat tersebut lebih mendekati polaritas oktanol daripada polaritas air. Oktanol yang bersifat semi polar, terutama dapat melarutkan zat nonpolar yaitu theofilin melalui interaksi dipol induksi pada derajat pelarutan tertentu. Disini molekul zat terlarut tetap berada dalam larutan dengan gaya Van der Waals-gaya London yang lemah. Teofilin sebagai solut (zat terpartisi) merupakan derivat xantin yang mempunyai polaritas hampir sebanding dengan polaritas oktanol. Oleh karena itu teofilin lebih larut dalam oktanol.
      Menurut Syarifudin, A., (2013) Penelitiannya terkait penambahan Tween 80 terhadap kelarutan theofilin memberikan hasil konsentrasi tween 80 maksimum 5% kadar zat theofilin terlarut semakin tinggi yaitu mencapai jumlah zat terlarut yang optimum menjadi 201,7034 µg/ml dalam waktu 45 menit dibandungkan dengan air yaitu hanya 200,1549 µg/ml dengan waktu yang sama. Salah satu sifat penting dari surfaktan Tween 80 adalah kemampuan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam medium dispersi. Surfaktan pada konsentrasi rendah, menurunkan tegangan permukaandan menaikkan laju kelarutan obat.

      Hapus
  3. Bagaimana jika obat seperti teofilin itu gagal menimbulkan efek biologis secara signifikan pada seseorang walaupun koefisien
    partisi obat telah mengalami kenaikan dengan naiknya suhu percobaan dengan menggunakan pelarut n-OKTANOL-AIR? Jelaskan dan berikan solusinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan antara lain suhu, konstanta dielektrik, pH, pelarut, ukuran partikel, polimorfisme, bentuk garam, tekanan, serta stearic factor (Babu, et al., 2009). Kemungkinan dengan peningkatan suhu masih belum membuat obat menjadi larut dengan optimal. Maka dapat dilakukan metode lain seperti:
      1. Nanosuspensi
      Teknologi nanosuspensi merupakan
      teknik yang efisien untuk obat – obat yang
      bersifat hidrofobik. Nanosuspensi dapat
      digunakan untuk obat yang memiliki
      kelarutan yang buruk di dalam air ataupun
      minyak. Ukuran partikel padat yang
      terdistribusi biasanya kurang dari satu
      mikron dengan ukuran partikel rata – rata
      200nm dan 600nm (Muller et al., 2000).
      2. Pembentukan Garam
      Metode yang paling mudah dan paling
      umum untuk dilakukan adalah obat yang
      memiliki sifat asam atau basa diubah
      menjadi bentuk garamnya sehingga
      kelarutannya dan laju disolusinya dapat
      meningkat seperti aspirin, teofilin dan
      barbiturat (Patil dan Sahoo, 2010)
      3. Pengaturan pH
      Obat dapat ditingkatkan
      kelarutannya dalam air dengan adanya
      pengaturan pH. Penggunaan buffer yang
      sesuai kapasitas dan tolerabilitas pH sangat
      penting dalam pengaturan pH. Bila
      eksipien yang terlarut menyebabkan pH
      lingkungan lebih tinggi dibandingkan pKa
      obat asam lemah maka meningkatkan
      kelarutan obat tersebut (Jain et al., 2004).

      Hapus
  4. dari hasil jurnal pada tabel II, terdapat bebrapa suhu dan hasil koefisien partisi nya yang berbeda beda. bagaimana koefisien partisi Theofilin tersebut dapat mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh manusia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Koefisien partisi theofilin menggambarkan seberapa mudah obat theofilin terlarut dalam fase non-polar (seperti lemak) dibandingkan dengan fase polar (seperti air). Semakin tinggi koefisien partisi, semakin mudah obat theofilin menyebar ke dalam jaringan dan sel non-polar dalam tubuh, seperti jaringan lemak dan membran sel. Oleh karena itu, koefisien partisi theofilin dapat mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini